Desa Giriloyo
Giriloyo adalah sebuah dusun di bawah kaki
perbukitan Imogiri. Suatu bukit yang terkenal di daerah kawasan selatan
Yogyakarta karena disanalah raja-raja kerajaan Mataram Islam dimakamkan.
Daerah Giriloyo ini sebenarnya tidak terlalu jauh dari pusat
pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta (jaraknya hanya sekitar 15 km/
kira-kira 40 menit). Namun karena daerah ini terpencil dan berada di
kaki bukit.
Suasana khas pedesaan yang sepi dan sunyi namun penuh
dengan kebersamaan dan kedamaian sangat mewarnai daerah tersebut.
Giriloyo dengan kesunyiannya sebenarnya menyimpan warisan budaya yang
luar biasa, selain Gurah tradisional
yang sangat terkenal itu (pengobatan tradisional dengan akar untuk
berbagai penyakit saluran pernafasan), Giriloyo juga merupakan sentra
dari pengrajin batik di Yogyakarta.
Di desa ini anda dapat berburu batik, ataupun mungkin ingin belajar tentang proses batik asli
langsung dari para perajinnya. Dan anda juga bisa memanjakan lidah anda
menikmati menu makanan khas daerah ini yang sangat menggoda lidah
seperti pecel kembang turi, wedang uwuh, rempeyek super gede dan menu
khas lainnya. Apabila anda ingin wisata kuliner lain , ”sate klathak”
yang masyhur itu maka di sepanjang jalan Imogiri Timur tak jauh dari
Giriloyo banyak warung yang menjajakannya. Tak pelak, Giriloyo kini
menjadi desa andalan berwisata ataupun belajar batik yang mendunia. Visit Giriloyo….
Keberadaan batik tulis Giriloyo Wukirsari memang bermula dari tradisi yang telah berumur ratusan tahun. Sejarah batik tulis
Wukirsari tidak lepas dari keberadaan dua makam kerabat Kraton
Yogyakarta dan Surakarta, yang dibangun di wilayah tersebut pada tahun
1600-an. Kedua makam tersebut adalah Pasareyan (makam) Giriloyo dan
Makam Raja-raja Mataram. Ketika kerabat kraton berziarah ke kedua makam
tersebut, terjadilah interaksi antara mereka dengan penduduk sekitar.
Seiring dengan interaksi tersebut, diajarkan pula keahlian membatik,
sehingga akhirnya penduduk Desa Wukirsari dapat memenuhi kebutuhan batik
kraton.
Keahlian tersebut ternyata tetap lestari hingga
ratusan tahun kemudian. Sampai sekarang, membatik telah menjadi bagian
tradisi penduduk Wukirsari, sekaligus menjadi mata pencaharian sebagian
besar kaum perempuannya. Untuk mewadahi aktivitas membatik tersebut,
didirikanlah kelompok-kelompok batik yang kemudian bergabung menjadi
sebuah paguyuban yang diberi nama Paguyuban Batik Tulis Giriloyo.
Paguyuban Batik Tulis Giriloyo merupakan wadah dari kelompok-kelompok batik tulis di Desa Wukirsari. Paguyuban ini terdiri dari 12 kelompok batik tulis yang berada di Dusun Karang Kulon, Giriloyo, dan Cengkehan. Keduabelas kelompok batik
tersebut adalah Batik Bima Sakti, Berkah Lestari, Bima Sakti, Giri
Indah, Batik Giriloyo, Sekar Arum, Sekar Kedhaton, Sido Mukti, Sri
Kuncoro, Suka Maju, Sungging Tumpuk, dan Pinggir Gunung.
Berbagai Sumber